Senin, 09 Januari 2017

JURNAL - TEKNIK KOMUNIKASI LISAN EFEKTIF YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN



TEKNIK KOMUNIKASI LISAN EFEKTIF YANG BERDAMPAK
TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Putri Manik Astagina
155211022
D3 ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
putrimanikastagina13@gmail.com

Abstract

           Communication is one way exchange of information from one person or group to one person or group. The function of the communication itself is to mengiinformasikan assortment of ideas, ideas, opinions, instructions and others. In the activity in the office communication is always carried out at any time. A wide variety of activities in the office will generate information, therefore the information should be disseminated to various parts of the office. So that the information can be understood by all members of the organization, then the distribution of such information through effective communication. Effective communication must be cultivated in every office. Feedback from any information obtained in a short time is the goal of effective communication itself. Effective communication can facilitate the work to achieve organizational goals. Penyapaian true communication can make all members of the organization to work optimally. Something that is delivered properly and without recourse would be made to maintain the performance of employees. Employee performance would be good if the instructions described by the leaders meet the criteria for effective communication. In office communications office activities are divided into two networks: the communication network of formal and informal communication networks. While the flow of communications in the office of which communication from the top down, bottom-up communication, communication diagonal, and horizontal communication. Communications office has a limited restriction, so we should be able to adjust your way of communicating that message to be delivered to be well received in accordance with the target recipient of the message.

Keywords: Communications, performance, and employees.


PENDAHULUAN
Menurut Fayol dan Barnard dalam Thoha (2004:170) komunikasi merupakan salah satu pusat bahasan yang ada di dalam ilmu perilaku organisasi. Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Sehingga informasi yang disampaikan dan yang di terima dapat dimengerti secara utuh. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerja sama antar manusia yang terlibat dalam organisasi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses pencapaian tujuan organisasi.
Komunikasi akan memungkinkan setiap anggota organisasi untuk saling membantu, saling mengadakan interaksi. Proses komunikasi yang dilakukan setiap hari di kantor berfungsi untuk memupuk dan memelihara hubungan kita dengan lingkungan kantor. Oleh sebab itu, keterampilan berkomunikasi memiliki arti penting dalam kehidupan organisasi. Bahkan bisa di analogikan organisasi adalah tubuh makhluk hidup, maka komunikasi adalah darah yang mengalir dalam tubuh organisasi. Organisasi tidak akan bisa tumbuh dan berkembang jika tidak berkomunikasi.
Komunikasi dapat memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawawi tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Peningkatan kinerja yang optimal dan efektif tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada komunikasi yang efektif yang dilakukan oleh para pegawai. Menurut Kohler dalam Muhammad (2011:1) komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurkan kemampuan komunikasi mereka.
Seperti apapun struktur dalam sebuah organisasi yang digunakan, akan selalu menggunakan komunikasi dalam upaya penyebaran , pertukaran informasi dan juga sebagai sarana penyebaran pesan sebagai langkah untuk mencapai tujuan utama organisasi. Jika komunikasi tidak berjalan dengan baik makan akan menganggu semua rencana, petunjuk, saran, intruksi, yang mengakibatkan pekerjaan menjadi kacau dan tujuan organisasi tidak akan tercapai.
Komunikasi merupakan masalah penting karena banyaknya  pelanggaran yang terjadi yang disebabkan oleh para pelanggar tidak mengetahui bahwa mereka berada di luar jalur ketertiban. Oleh karena itu diperlukan adanya pelaksanaan dan penerapan komunikasi yang efektif yang dapat meningkatkan semangat dan kinerja pegawai, sehingga dengan adanya komunikasi yang efektif tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai karena kinerja karyawan semakin meningkat.
          Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan akan dengan mudah dicapai oleh suatu organisasi salah satunya dengan cara memelihara komunikasi yang baik antara anggota organisasi tersebut.
Komunikasi yang dilakukan secara formal oleh karyawan adalah komunikasi yang berlangsung sesuai dengan struktur formal organisasi dan komunikasi ini cenderung berjalan lancer karena berlangsung sesuai dengan hirarki yang ada didalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal merupakan komunikasi yang belum dapat dipercaya kebenarannya karena komunikasi ini berjalan kesegala arah karena komunikasi ini merupakaan interaksi yanag terjadi diantara anggota organisasi didalam organisasi, sering juga komunikasi ini disebut dengan grapevine atau selentingan.

B. Perumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana  teknik berkomunikasi efektif yang dapat memengaruhi kinerja karyawan.

METODE PENULISAN
         Dalam penulisan ini saya melakukan studi pustaka yang mengacu pada sumber-sumber informasi diantaranya buku, jurnal, dan internet. Penulisan karya ilmiah ini berpacu terhadao pengalaman dan pengamatan penulis di kehidupannya sehari-hari.

KAJIAN TEORITIS
1. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
          Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti ’membuat sama’. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut (Harmon.2013:192) Komunikasi berasal dari kata communis (Latin, artinya “makna”). Dalam suatu organisasi komunikasi dapat menguraikan proses tersebut sehingga terjadi “pemaknaan yang sama” baik antar karyawan, dengan manajer maupun dengan masyarakat. Komunikasi bisa juga dianalogikan sebagai sebuah lem pada organisasi, sehingga fungsi perencanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan dapat dijalankan, dikoordinasikan dan diawasi sesuai target yang telah ditentukan.
           Harold Lasswell telah membuat paradigma mengenai hal-hal yang harus kita ketahui ketika ingin berkomunikasi. Harold Lasswell yang mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : What says what in which channel to whom with what effect? (Lasswell. 1972).
 Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, diantaranya:
1. Komunikator (communicator, source, sender),
2.Pesan (message),
3.Media ( channel ,media ),
4.Komunikan(communicant, communicate, receiver, recipient), dan
5. Efek (effect,impact,influence).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Demikian kelengkapan unsur komunikasi menurut Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam setiap prosesnya adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Komunikasi tidak akan bisa berjalan jika salah satu unsur tersebut tidak ada, karena unusr-unsur tersebut bersifat mutlak.
b. Proses Komunikasi
           Proses komunikasi adalah penyampaian pesan/gagasan dari seseorang/mesin (pengirim) ke orang lain (penerima). Gagasan yang disampaikan merupakan isi dari pesan yang disampaikan. Proses komunikasi ini harus kita ketahui dan kita harus memiliki strategi untuk meciptakan proses komunikasi yang baik. Kita harus bisa mengatasi dan mengurangi masalah masalah yang dapat menganggu proses komunikasi. Dengan mengetahui proses komunikasi kita akan bisa mencapi komunikasi efektif. Proses komunikasi akan dijelaskan seperti terlihat pada gambar berikut:

Unsur-unsur dalam proses komunikasi meliputi:
1. Sender : Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding: Encoding adalah penyandaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing.
3. Message: Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media: Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Decoding: Decoding adalah penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambing yang disampakan oleh komunikator kepadanya.
6. Receiver: Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7. Response: Response atau tanggapan yaitu seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa pesan.
8. Feedback: Feedback atau umpan balik adalah tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
9. No ise : No ise adalah gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
            Model proses komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif . Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil menyadi atau menyampaikan isi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran. Pemilihan media yang tepat dapat membuat khalayak sasaran penerima pesan mudah mengerti hal-hal yang diinginkan pengirim pesan.
Proses Komunikasi secara Primer
         Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain sengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Proses komunikasi secara primer disebut juga proses komunikasi verbal. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Proses Komunikasi secara Sekunder
            Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses komunikasi secara sekunder ini bisa disebut dengan proses komunikasi non verbal. Biasanya komunikasi yang dilaksanakan tidak secara langsung dibicarakan oleh sender namun melalui media yang ia pilih.
        Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media yang dapat digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lainnya

c. Prinsip – Prinsip dalam Komunikasi Kantor
          Seorang pemimpin mempunyai tugas tugas yang harus mereka laksanakan dengan baik dan benar. Salah satu tugas tersebut adalah membina system komunikasi sebaik-baiknya, untuk keperluan ini haruslah memahami azas-azas atau prinsip-prinsip komunikasi dan menerpakannya dalam melaksanakan tugasnya. Geoffrey Mills dan Oliver Standingford mengemukakan prinsip-prinsip komunikasi diantaranya :
1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain.
2. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal yang dapat menghubungkannya pada sesuatu hal lain yang telah dimengerti. Baik berbicara maupun menulis kita harus menyadari siapa yang menjadi sasaran dan siapa yang kita tuju. Misalnya seorang dokter menjelaskan diagnose kepada pasien yang awam terhadap hal hal mengenai kedokteran. Maka orang awam tersebut tidak akan menangkap dengan baik, dan menangkap diagnose yang tidak sesuai dengan yang dokter katakana. Sehingga disini sender harus bisa menempatkan susunan kata dalam komunikasi dengan orang yang dituju.
3. Komunikator wajib membuat dirinya mengerti. Pengirim warta tidak boleh menyalahkan pihak penerima warta apabila wartanya tidak dimengerti. Alasan tidak dimengertinya warta adalah karena pembicara atau penulis tidak memilih kata-kata yang tepat, atau belum memberi penjelasan yang memadai.
4. Orang yang tidak mengerti dalam menerima warta wajib untuk meminta penjelasan. Penerima warta tidak dapat semata-mata menyalahkan pengirim warta, mungkin ia memerlukan penjelasan tambahan.
 Selain prinsip dasar dari komunikasi kantor, hal hal yang harus di pertimbangkan dalam melakukan komunikasi adalah kejelasan, perhatian, integritas, ketulusan, dan pemilihan media yang tepat.

d. Jaringan Komunikasi
          Jaringan komunikasi adalah pola saluran komunikasi. Dimana pesan yang disampaikan berkaitan dengan organisasi atau perusahaaan, da nada juga yang tidak berkaitan sama sekali.

Jaringan Komunikasi Formal
           Jaringan komunikasi formal didasarkan pada rantai perintah dan bentuk otoritasnya dari puncak organisasi menurun ke bawah. Hal-hal yang dibicarakan biasanya mengenai masalah internal organisasi atau perusahaan. Informasi yang di informasikan untuk menunjang tujuan organisasi atau perusahaan.
  Di dalam jaringan formal ini, pesan disalurkan naik atau turun melalui sttruktur organisasi yang ada. Jaringan komunikasi formal digunakan untuk menyampaikan pesan pimpinan. Kebijakan, prosedur, petunjuk, dan intruksi kerja. Walaupun jaringan komunikasi formal digunakan sebagian besar untuk komunikasi mengarah ke bawah, tetapi dapat juga bermanfaat untuk komunikasi dari bawah ke atas, seperti survei sikap, keluhan, usul, dan pertimbangan prestasi.
Jaringan Komunikasi Informal
            Jaringan komunikasi informal sebagian besar dilaksanakan secara lisan. Informasi yang disampaikan sacara lisan tidak begitu vital dalam menyelesaikan kegiatan kantor. Beberapa informasi yang dilaksanakan dalam jaringan informal antara lain berupa: desas-desus, selentingan ataupun gossip. Efek informasi jaringan informal seperti disebut dengan “grapevine”. Komunikasi informal dapat terjadi saat karyawan bertemu di tempat makan, di tempat kebugaran, di jalan atau pada kegiatan lainnya yang tidak mereka rencanakan. Komunikasi informal dapat membicarakan apa saja yang kebanyakkan bersifat isu atau belum terjadi. Pada saat seperti ini informasi mereka sampaikan antar karyawan diberbagai tingkatan dan berbagai porsi.
            Grapevine adalah jaringan komunikasi yang menyebar dengan luas tanpa melihat struktur organisasi dari seseorang ke orang lain. Isi pesan yang sering merupakan berupa isu, rumor, selentingan, atau desas-desus yang sulit dibuktikan kebenarannya. Grapevine merupakan informasi personal yang muncul dari interaksi di antara orang –orang dan informasi ini tampaknya mengalir dengan arah yang tidak dapat diduga. Biasanya menantang untuk dilakukan penyelidikan. Informasi yang mengalir sepanjang jaringa kerja grapevine terlihat berubah-ubah dan tersembunyi.
            Untuk mengatasi grapevine pemimpin harus menjadi penengah dan bisa mengambil langkah-langkah positif untuk mencegah dampak dari grapevine. Karena grapevine tidak bisa dihapuskan. Sisi lain manfaat grapevine adalah pimpinan mendapat informasi awal tentang sesuatu hal, apa yang diinginkan bawahan dan apa yang mereka pikirkan serta rasakan.

e. Aliran Komunikasi Kantor
            Ada banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa komunikasi merupakan kompetensi utama yang dibutuhkan di kantor. Setiap pegawai baik posisi mereka ada di top, middle, atau lower semuanya pasti melakukan komunikasi. Aliran arus komunikasi kantor ada empat diantaranya.

1. Komukasi vertikal ke bawah.
            Komunikasi demikian merupakann wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai hal kepada para bawahannya, seperti perintah, intruksi, kebijaksanaan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran. Hal tersebut merupakan usaha menajemen untuk lebih menjamin bahwa tindakan, sikap, dan perilaku pegawai dapat terkendalikan, sehingga kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya semakin meningkat dan pada gilirannya memungkinkan organisasi memenuhi kewajibannya kepada para anggotanya.
            Dalam komunikasi vertikal ke bawah ini keterbukaan menjadi kunci untuk sukses berkomunikasi dengan karyawan. Kebanyakan pesan disampaikan secara formal kebawah melalui tatap muka, pertemuan-pertemuan, waktu rapat atau secara tertulis. Pimpinan yang terlalu formal akan membuat takut dan enggan bagi karyawan untuk berkomunikasi. Akibatnya, sulit untuk pimpinan dapat membujuk dan mengajak karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
            Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi internal ke bawah diantaranya: kecepatan penyampaian, kepantasan untuk setiap level karyawan, persepsi dari pemegang wewenang, penyampaian informasi yang sebenarnya, baik berita duka maupun berita gembira, dan kebutuhan akan umpan balik.

2. Komunikasi vertikal ke atas.
            Komunikasi vertikal ke atas mengalir tegak lurus ke atas dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi dalam organisasi. Komunikasi vertikal ke atas dapat mempermudah karyawan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik yang sifatnya kedinasan maupun sifatnya yang pribadi, saran-saran yang menyangkut pelaksanaan tugas masing-masing dan bahkan juga dalam organisasi yang dikelola dengan demokratik, kritik membangun demi kepentingan organisasi. Biasanya saluran yang paling efektif untuk komunikasi vetikal ke atas adalah dengan diskusi yang informal antar karyawan dengan supervisor.

3. Komunikasi Horizontal
            Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi diantara orang orang yang berada pada tingkat yang sama atau dalam satu level yang ada dalam hirarki organisasi, Komunikasi inti dibutuhkan untuk melakukan koordinasi antar unit, dengan begitu mereka dapat mengerjakan pekerjaannya secara bersama. Komunikasi ini dapat dilaksanakan menyamping ke kiri atau ke kanan. Komunikasi ini terjadi ke samping dan terjadi antar karyawan di tingkatan yang sama.

4. Komunikasi Diagonal
            Komunikasi diagonal berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang hirarki organisasi yang berbeda, tetapi menyelenggarakan kegiatan yang sejenis. Komunikasi diagonal terjadi bila seorang karyawan berkomunikasi dengan bukan atasan langsungnya, baik dilakukan secara formal maupun informal.
Komunikasi diagonal dapat terjadi menurun atau menaik, seperti pucuk pimpinan berkomunikasi langsung dengan karyawan terendah di perusahaan atau sebaliknya. Komunikasi diagonal ditujukan untuk mendengarkan saran,masukan, keluhan dari unit lain dalam lingkup suatu organisasi.

2. Karyawan
            Karyawan adalah asset terbesar milik perusahaan.     Karyawan adalah kumpulan orang orang yang menjalankan sebuah perusahaan, sebuah organisasi atau perusahaan akan membayar kinerja yang dihasilkan oleh karyawan untuk perusahaan atau yang biasa disebut dengan gaji. Seperti yang dikatakan oleh Hasibuan (2006:12) bahwa karyawan adalah penjual jasa baik pikiran ataupun tenaga yang mendapat komensasi yang besarnya telah ditentukan terlebih dahulu. Posisi karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Karyawan Operasional
            Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, posisi karyawan operasional adalah sebagai bawahan. Dimana karyawan operasional adalah setiap orang (yang berada dalam organisasi atau perusahaan) yang secara langsung mengerjakan sendiri pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan perintah atasan.
b. Karyawan Manajerial
            Karyawan manajerial adalah orang (yang berada dalam organisasi atau perusahaan) yang berhak memberi perintah pada bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya yang ia perintahkan kepada bawahannya. Karyawan manajerial mencapai tujuaannya melalui kegiatan orang lain. Secara fungsi dan kedudukan, tidak ada perbedaan antara karyawan dan pegawai. Perbedaannya hanya terletak pada tempat mereka bekerja. Karyawan adalah mereka dalam sebuah perusahaan, sedangkan pegawai adalah mereka yang bekerja di instansi atau organisasi dan perusahaan milik pemerintah.

3. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
            Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung (Wibowo, 2007:7).
            Menurut Sedarmayanti (2007:260) menungkpakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan standar yang telah ditentukan).
            Kinerja karyawan atau pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga dipengaruhi oleh semangat kerjanya. Jadi, kinerja tidak bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil kerja yang dicapai selama periode waktu tertentu. Kinerja merupakan sesuatu hal yang besifat individual karena setiap karyawan atau pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda beda dalam mengerjakan tugasnya. Banyak hal yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki kinerja yang baik. Latar belakang kehidupan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja. Kinerja bergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.

b. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
Menurut Karjantoro (2004:27) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai bukan hanya kualitas dan kuantitas yang dihasilkan saja, tetapi masih banyak faktor lainnya. Selengkapnya faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai adalah:
1. Mutu hasil kerja
2. Volume hasil kerja
3. Pengetahuan/keterampilan teknis
4. Kemampuan megorganisasi pekerjaan
5. Kehadiran tepat waktu
6. Kepemimpinan
7. Kerjasama
8. Inisiatif
9. Kemampuan mengemukakan pendapat
10. Kemampuan mencari peluang
11. Kreativitas
12. Ketekunan
13. Kemampuan menjalin network

 4. Komunikasi Efektif
            Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan (sender)  dan penerima pesan (receiver). Sesuai dengan tujuan komunikasi agar apa yang disampakai oleh pemberi pesan dapat diterima oleh penerima pesan secara utuh dan dapat dimengerti dengan makna yang tetap sama.
            Apabila setiap pesan, berita yang dikirim oleh pihak komunikator mendapat respons dari pihak penerima berita maka dikatakan komunikasi sudah berlangsung secara efektif. Komunikasi efektif berarti adanya proses komunikasi yang sesuai dengan apa yang organisasi atau perusahaan inginkan. Komunikasi berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan organisasi. Komunikasi yang disampaikan dengan baik dan dapat diterima dengan baik pula. Komunikasi dipengatuhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor budaya, lingkungan, keluarga, ekonomi, jenjang pendidikan, situasi, kondisi, dan lain lain dari seseorang yang melakukan komunikasi. Maka dari itu tugas pemimpin agar dapat mengendalikan perbedaan perbedaan yang dapat mempengaruhi komunikasi, agar semuanya dapat berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan kantor dengan latar belakang yang berbeda beda.

PEMBAHASAN

Sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Komunikasi berjalan karena adanya proses komunikasi. Komunikasi haruslah berjalan sesuai dengan unsur komunikasi, jaringan komunikasi, dan aliran komunikasi. Dalam kegiatan organisasi komunikasi merupakan hal yang penting dan selalu dilakukan setiap saat demi mencapainya tujuan organisasi. Untuk mencapai sebuah target maka komunikais yang dijalankan haruslah berjalan secara efektif.
Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif dengan cara mengikuti aturan dan kaidahnya, diantaranya:
1. Komunikator harus bisa menghargai setiap individu yang dijadikan sasaran komunikasi. Dalam artian bahwa seseorang yang melakukan komunikasi harus bisa menempatkan diri, tidak menganggap dirinya paling benar dan paling tahu. Namun, jadilah komunikator yang mengetahui cara memberitahu informasi dengan baik agar makna dan tujuannya tersampaikan.
2.Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Sebagai komunikator kita harus mampu mendengar dan siap menerima masukan maupun kritikan dari pendengar dengan sikap yang positif.
3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik. Dalam hal ini seorang sender harus bisa menyampaikan pesan dengan media yang tepat. Media yang dipilih adalah media yang bisa diterima dan digunakan dengan mudah oleh receiver. Dengan begitu receiver bisa dengan mudah merespon pesan yang diterima.
4.Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi prestasi. Dalam hal berkomunikasi kita harus bisa menyampaikan informasi secara jelas, penggunaan kata yang mudah dimengerti, tuntas, singkat (tidak bertele-tele), dan lengkap.
5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain. Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing. Kita harus bisa menanamkan sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama. Komunikator harus siap menerima masukan, tidak berprasangka buruk terhadap orang yang mengomentari, dan berfikir positif terhadap hal hal yang belum terjadi.
6. Sikap terbuka dan mudah beradaptasi. Dalam hal berkomunikasi kita juga harus memiliki sikap terbuka dan mudah berkomunikasi. Berbagai kegiatan organisasi ataupun perusahaan kita akan dihadapkan dengan orang orang baru dan komunikasi akan berjalan dengan orang baru tersebut. Sehingga kita harus siap akan hal tersebut.
            Hal tersebut harus bisa di implementasikan dikehidupan kita selaku pelaku organisai. Dengan mengimplemtasikan hal-hal tersebut komunikasi akan berjalan dengan efektif.

Komunikasi efektif mempengaruhi kinerja
Bagaimana bisa komunikasi dapat memengaruhi kinerja karyawan atau pegawai? Jawabanya adalah bisa, dalam pengertian komunikasi sendiri telah dijelaskan bahwa komunikasi diartikan sebagai cara penyampaian informasi dari sender kepada receiver.  Dalam sebuah perusahaan atau organisasi kita selalu melakukan komunikasi secara lisan maupun dengan tulisan. Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi perusahaannnya masing-masing. Para karyawan atau pegawai yang bekerja untuk perusahaan tersebut harus lah mengetahui tujuan perusahaan tersebut agar tujuan perusahaan atau organisasi dapat dicapai sesuai target. Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai maka seluruh anggota organisasi atau perusahaan harus bisa membangun sinergi. Sinergi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Cara untuk membangun sinergi itu adalah komunikasi. Komunikasi yang efektif antar anggota organisasi atau perusahaan dapat mempercepat menuju tujuan organisasi atau perusahaan.
Pesan yang akan disampaikan haruslah direncanakan dengan baik agar ketika akan menyebar pesan tersebut, pesan tersebut sudah siap untuk disebarkan. Pesan harus membangkitkan dan meningkatkan kebutuhan pribadi. Pesan harus memiliki tujuan, dan menjadi solusi untuk suatu permasalahan.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika ingin menyampaikan pesan diantaranya:
a. Kejelasan, setiap pesan yang akan di informasikan haruslah jelas agar tidak menimbulkan salah tafsir.
b. Konsisten, sebaiknya segala pesan yang akan diinformasikan dalam waktu yang sama adalah satu topik. Jangan menginformasikan sesuatu yang bertentangan dengan topik yang akan disampaikan.
c. Kecukupan, penyampaian informasi haruslah memadai, informasi harus memiliki informasi yang berbobot dan bermanfaat.
d. Penggunaan waktu yang tepat, sebaiknya dalam menyampaikan informasi kita harus tahu waktu. Pilihlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah contohnya dalam rapat dan diskusi. Selain menggunakan waktu yang tepat, dalam pelaksanaannya kita harus bisa membuat waktu yang kita miliki efektif dan efisien. Sehingga, dalam penyampaiannya jangan bertele-tele, namun langsung terhadap inti permasalahannya. Gunakan kontrak waktu di awal kegiatan.
e. Pembicaraan suatu topik tepat pada waktunya. Informasikan sesuatu harus dengan cepat, jangan sampai hal yang diinformasikan telah kedaluwarsa dan sudah tidak memiliki manfaat untuk didengarkan ataupun dipahami.
f. Penyebaran, penyebaran informasi harus lah sama kepada seluruh anggota organisasi agar tidak menimbulkan miss communication.
            Komunikasi di kantor memiliki dua jaringan, yaitu: jaringan formal dan jaringan informal. Dalam hal ini komunikasi formal biasanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan. Namun, komunikasi informal adalah komunikasi yang sering membicarakan hal-hal diluar organisai. Disini kita sebagai anggota organisasi harus bisa meminimalisir hal ini. Komunikasi informal ini dapat memengaruhi kinerja karyawan, banyak waktu yang terbuang akibat bergossip di waktu istirahat ataupun jam kerja, mengakibatkan para karyawan mengalami masalah untuk kembali fokus terhadap pekerjaannya. Adapun solusi yang bisa dilakukan, yaitu:
Pimpinan mengadakan pertemuan dengan salah satu karyawan dalam unit kerja yang ada dikantor tersebut. Salah satu orang tersebut haruslah seseorang yang bisa berbaur dengan semua karyawan dalam unit kerja tersebut. Pimpinan harus bisa mempengaruhi karyawan tersebut untuk mempengaruhi karyawan lainnya untuk bisa berkomunikasi sesuai dengan keadaan dan sesuatu yang dibicarakan harus memiliki manfaat untuk kantor tersebut. Jika dalam unit kerja tersebut sedang terlibat dalam gossip, maka karyawan yang dipengaruhi pemimpin tersebut bisa menengahi dan mengalihkan topik pembicaraan tentang gossip tersebut. Dalam cara mengalihkan pembicaraan tersebut, haruslah mengacu pada cara-cara berkomunikasi efektif. Sehingga kinerja karyawan bisa lebih dimaksimalkan, terarah, dan terukur. Waktu yang biasanya dilakukan untuk membicarakan hal yang tidak penting dapat dikurangi. Sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerjanya kembali.
Komunikasi di kantor terbagi menjadi beberapa aliran komunikasi, diantaranya: Komunikasi vertical keatas, komunikasi vertikal kebawah, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Aliran komunikasi ini bisa membuat kinerja para karyawan menjadi turun atau naik. Hal tersebut berkaitan dengan cara menyampaikan pesan yang terkadang bisa membuat perasaan seseorang senang atau pun bersedih. Hal yang sering membuat kinerja menurun adalah ketika seorang pimpinan memberika apresiasi hasil kerja yang negative kepada karyawannya dengan cara yang dapat menyinggung perasaan karyawan tersebut. Terkadang seorang pimpinan yang tidak memiliki softskill untuk berkomunikasi efektif melakukan peneguran dengan cara yang salah. Seorang pemimpin yang mengetahui cara berkomunikasi efektif, dapat menyampaikan teurannya dengan cara yang mengetahui situasi, memberikan penjelasan yang jelas mengenai kesalahan tersebut, memberikan solusi dan petunjuk hal apa saja yang harus diperbaiki. Dengan cara komunikasi yang seperti itu karyawan merasa pekerjaannya dihargai dan diapresiasi. Mereka bisa fokus terhadap kesalahan apa saja yang harus diperbaiki, dan tugas mereka bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan begitu kinerja karyawan bisa kembali meningkat dengan hal kecil berkomunikasi yang baik dan efektif.  
Jaringan komunikasi vertikal ke atas biasanya dilakukan dari karyawan menuju pimpinan untuk menyerahkan tugas, memberikan ide, usulan dan lain-lain.Dalam jaringan komunikasi ini komunikasi efektif juga hatus diterapkan, dalam menyerahkan tugas para karyawan haruslah bisa bertanggung jawab dengan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ia kerjakan. Cara mempertanggung jawabkan haruslah jelas, konsisten, dan informasi yang dihasil kan berguna. Itu semua dilakukan melalui komunikasi. Komunikasi yang karyawan lakukan terhadap atasannya bisa menjadi salah satu alasan pimpinan untuk mempromosikan karyawan tersebut ke posisi yang lebih tinggi. Ketika pimpinan mengetahui salah satu kemampuan komunikasi karyawannya baik, maka pimpinan tersebut tidak akan meragukan kinerja karyawan tersebut.
Jaringan komunikasi diagonal biasanya terjadi ketika ada proyek bersama antar beberapa unit kerja. Suasana yang baru terjadi disini, dimana setiap anggota harus sering bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Waktu pelaksanaan proyek tersebut biasanya tidak terlalu lama, sehingga untuk melaksanakan proyek ini mereka harus saling bersinergi. Komunikasi disini berperan aktif untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan dari satu orang kepada yang lainnya. Perhatikan hal-hal mengenai komunikasi dikelompok ini, jangan sampai ada anggota kelompok yang merasa tidak dianggap atau tidak dihargai pekerjaannya. Hal tersebut dapat menyebabkan kinerja anggota tersebut menurun bahkan yang dikhawatirkan anggota tersebut tak acuh terhadap tanggung jawabnya. Dalam kerja sama seperti ini kita harus bisa saling memotivasi anggota kelompok lainnya untuk mencapai proyek tersebut. Dengan termotivasinya para anggota kelompok, maka mereka akan terdorong untuk mengerjakan tanggung jawab nya dengan sebaik-baiknya dan semaksimal kemampuannya. Kinerja para anggota pun akan meningkat dan tujuan proyek akan cepat tercapai.
Selanjutnya jaringan komunikasi horizontal. Komunikasi yang dijalankan antara karyawan atau pimpinan dengan orang orang yang satu posisi dengan mereka. Dalam hal ini banyak komunikasi yang menimbulkan berbagai persepsi. Untuk hal positifnya karena dilakukan oleh orang orang yang berada pada tahap hirarki yang sama dalam sebuah perusahaan, maka mereka kebanyakan memiliki masalah yang hampir sama. Mereka dapat saling bertukar solusi bahkan bertukar strategi dalam meningkatkan kinerja masing-masing. Dengan begitu, mereka bisa bersinergi untuk memperbaiki kekurangan masing-masing. Mereka juga bisa saling memotivasi dalam meningkatkan kinerja dan memotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam penyampaian saran, solusi, dan motivasi tersebut harus menggunakan kata kata yang baik dan mudah dimengerti oleh pendengar. 
Hal negatif yang berdampak ketika kita tidak menggunakan komunikasi efektif dalam komunikasi horizontal adalah timbulnya persepsi seseorang menyombongkan diri akan usaha yang lebih dari anggota lainnya yang ada dalam posisi jabatan yang sama. Jika terjadi seperti itu karyawan ada yang malas untuk menanggapinya dan ada yang menjadikannya tolak ukur untuk dirinya sendiri. Namun, yang dikhawatirkan kinerja para anggota tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Tujuan organisasi bisa tercapai namun dalam konteks ingin mengalahkan yang satu dengan yang lainnya. Tujuan mereka berbelok dengan mengalahkan ego masing-masing. Hal tersebut menimbulkan hal negatif dan positif, sehingga perlu pengawasan dari seorang pimpinan.
Setelah dijelaskan mengenai empat jaringan komunikasi tersebut, kita bisa memahami bahwa sebagai seseorang yang akan memberikan pesan, sebaiknya komunikasi harus dibentuk dengan baik dan harmonis agar dapat membuat para karyawan bisa dengan baik mengerjakan pekerjaannya. Konsentrasi dan sikap tenang dapat dirasakan oleh para karyawan ketika mengerjakan pekerjaannya. Komunikasi harus selalu dijaga di khususnya lingkungan kantor untuk setiap karyawan maupun manajer dalam perusahaan tersebut. Namun, komunikasi yang baik juga harus tetap dijaga ketika kita berada di luar lingkungan kantor. Komunikasi yang efektif harus lah diperhatikan baik diluar maupun di dalam kantor sendiri. Karena, pesan yang diterima dan didengar oleh penerima pesan bisa ia ceritakan kembali. Hal yang dikhawatirkan adalah ketika hal yang diceritakan itu tidak utuh, sudah di rekayasa, dan terjadi di luar kantor namun dibawa ke dalam lingkungan kantor, yang mengakibatkan adanya perselisihan atau perang dingin diantara para karyawan.
Komunikasi sangat penting dalam menunjang kegiatan kantor, komunikasi harus selalu dijaga dan diusahakan komunikasi itu dilaksanakan secara efektif. Komunikasi efektif dalam mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di perusahaan. Maka dari itu teknik komunikasi lisan efektif yang telah dijelaskan diatas bisa diimplementasikan di kehidupan kita baik dalam lingkungan kerja maupun lingkungan sosial.
  
KESIMPULAN
            Komunikasi efektif terjadi bila pemberi pesan memberi informasi kepada penerima pesan. Setelah itu ada umpan balik dari penerima pesan tersebut. Pesan yang disampaikan harus disebarkan dengan jelas, konsisten, informasi berkecukupan, penyebaran yang sesuai, menggunakan waktu yang efektif dan efisien, serta mennginformasikannya pada waktu yang tepat.
            Aktivitas yang ada di lingkungan kantor ada berbagai macam bidang. Hal-hal yang bisa menyatukan itu semua adalah dengan adanya komunikasi. Komunikasi bisa meng-aktifkan sinergi terhadap para semua anggota perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai target.
            Komunikasi di kantor dibagi menjadi dua jaringan yaitu, jaringan formal dan informal. Sedangkan, aliran komunikasi di kantor dibagi menjadi empat, yaitu : komunikasi vertikal keatas, komunikasi vertikal kebawah, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Berbagai masalah komunikasi yang ada dalam jaringan komunikasi dan aliran komunikasi bisa diatasi ketika kita mengetahui, memahami, dan menggunakan komunikasi secara efektif.
            Hal yang terpenting agar komunikasi berjalan efektif adalah komunikator harus bisa menghargai individu yang menjadi sasaran komunikasi, komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain, pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.
            Jadi, komunikasi lisan yang efektif dapat memengaruhi kinerja para karyawan. Karena dengan komunikasi kita harus bisa menjadikan semua anggota perusahaan memiliki satu tujuan dengan latar belakang setiap anggota perusahaan yang berbeda-beda. Komunikasi efektif bisa menyatukan hal tersebut dan dengan komunikasi yang efektif tujuan perusahaan bisa tercapai sesuai target.

REFERENSI
A.W.Wijaya.2000.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.Jakarta:Rineka Cipta.
Ardiansyah, Dimas Okta. 2016. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan Dimediasi oleh Kepuasan Kerja. Jurnal Bisnis Manajemen Vol.3. Jnauari 2016. Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. 
Chaniago, Harmon.2013.Manajemen Kantor Kontemporer.Bandung:Akbar Limas Perkasa.
Deddy Mulyana. 2000. Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dwihartanti, Muslikhah.2004. Komunikasi Yang Efektif. Jurnal disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. 2004.

Kismartini dan Maesaroh. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Manajemen Perkantoran. Penerbit Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Dipenogoro.

Miftah, M. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran. Disampaikan dalam jurnal yang di jelaskan oleh BPM Semarang-Pustekkom-Depdiknas.

Pratminingsih, Sri Astuti. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta:Erlangga.

Robbins dan Coulter.2010.Manajemen Edisi Kesepuluh.Erlangga:Jakarta.

Thoha, Miftah.2004.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tika,Prabunda,H,Moh.2006.Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.PT.Bumi Aksara.Jakarta.

Usman, Beny. 2013.Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol.10, No.1, April 2013.

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_efektif, diakses tanggal 3 Januari 2017 pukul 16:54.

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi, diakses tanggal 24 Desember 2016 pukul 13:25.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar